Bambu
(Bambusa sp) merupakan komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang tidak dapat
dilepaskan dari kehidupan masyarakat Bali, utamanya untuk keperluan adat dan
upacara keagamaan. Bahkan Bambu sudah menjadi bagian dari budaya itu sendiri.
Tanaman Bambu di Jembrana tumbuh secara alami utamanya pada alur-alur
sungai/anak sungai baik di dalam Kawasan Hutan maupun di lahan milik
masyarakat. Penyebaran tanaman Bambu Dalam Kawasan Hutan akan dapat dijumpai di
wilayah : 1) Hutan Produksi Terbatas RPH Penginuman Desa Melaya, 2). Hutan
Lindung RPH Candikusuma Desa Manistutu, Desa Berangbang; 3) Hutan Lindung RPH
Tegalcangkring Desa Berangbang; 4) Hutan Lindung RPH Tegalcangkring Kel. Baler
Bale Agung; 5) Hutan Lindung RPH Tegalcangkring Desa Kel. Dauh Waru dan Desa
Batuagung; 6) Hutan Lindung RPH Tegalcangkring Desa Tegalcangkring.
Pengembangan tanaman Bambu di Kabupaten Jembrana pernah dilaksanakan pada Tahun
2003/2004 melalui 1) Kegiatan GERHAN di Kawasan Hutan Lindung, dan Program
Inovatif Bantuan Bank Dunia seluas 33,20 Ha.
Potensi tanaman Bambu di Kabupaten Jembrana diperkirakan seluas ± 110 Ha yang didominasi jenis Bambu Santong, Tali, Kulkul, ampel, Jajang, Hitam, Petung, Hitam, Tali Santong, Ampel.
Potensi tanaman Bambu di Kabupaten Jembrana diperkirakan seluas ± 110 Ha yang didominasi jenis Bambu Santong, Tali, Kulkul, ampel, Jajang, Hitam, Petung, Hitam, Tali Santong, Ampel.
Prospek Perkebunan Bambu
Tanaman bambu memiliki prospek yang sangat menjanjikan
di masa depan, ditengah perhatian dunia yang lebih, terhadap perubahan iklim
dan perlindungan hutan.
Bambu adalah tanaman sumber penghasil kayu yang
dapat tumbuh dengan cepat di bumi. Dan merupakan tanaman pengganti kayu dari
hutan tropis yang saat ini sudah sangat berkurang akibat dari permintaan yang
sangat besar dari industri, oleh karena itu perhatian terhadap produksi bambu
mulai meningkat di semua benua baik Asia, Afrika, maupun Amerika.
Bagaimanapun juga permintaan bambu secara global
tumbuh lebih cepat dari tingkat ketersediaannya. Sehingga peluang bisnis
perkebunan bambu masih sangat besar dan terbuka.
Dari waktu ke waktu bambu selalu dapat
membuktikan sebagai bahan baku yang dapat diandalkan dalam berbagai aplikasi
praktis. Di abad 21 ini bambu akan terus menjadi komoditas industri yang
semakin berharga. Kita berharap akan semakin sering menemukan lebih banyak
produk berbahan baku bambu di pasaran dan juga furniture dari bambu di rumah
kita.
Bambu, rumput yang yang memiliki sifat kayu
Meskipun bambu adalah tanaman kayu, secara teknis
bambu merupakan bagian dari keluarga Gramineae yang meliputi 75 genus dan 1.250
spesies bambu. Dari bambu varietas herbaceous yang memiliki ketinggian kurang
lebih 20 cm sampai dengan bambu tropical giant yang memiliki ketinggian hingga
30 meter dan dengan diameter 30 cm pada bagian tengah hingga pangkal batang. Di
daerah tropis maupun sub tropis tanaman bambu mampu menyesuaikan diri dengan
lingkungannya dengan baik.
Pertumbuhan bambu sangat berbeda, dengan pohon
biasa yang memiliki poros sebagai pusat pertumbuhan dan pertumbuhan sekunder.
Sedangkan bambu tangkainya tumbuh dari bawah tanah dan tidak memiliki poros
sebagai pusat pertumbuhan serta tidak ada pertumbuhan sekunder. Sehingga
pertambahan umur tidak dapat diukur dengan pertambahan diameter. Pertumbuhan
tanaman dari masa muda ke dewasa menunjukan pola tunas baru tumbuh dengan
meningkatkan garis tengah dan makin tinggi. Tunas yang baru muncul umumnya akan
mencapai tinggi maksimal pada usia 3 sampai 4 bulan.
Pertumbuhan yang cepat dan memiliki hasil
yang tinggi
Bambu merupakan tanaman yang mampu meregenerasi
dirinya sendiri secara alami. Saat tangkai bambu dipanen, maka tunas baru akan
muncul dan menggantikanya dalam waktu beberapa bulan. Jika di bandingkan dengan
pohon yang hanya dapat dipanen dengan rotasi beberapa tahun, bambu dapat
dipanen secara rutin pertahun. Pertumbuhan bambu yang cepat berarti menjamin
kelangsungan untuk memenuhi kebutuhan yang berkelanjutan.
Tergantung dari jenisnya, perkebunan bambu dapat
produktif lebih dari 50 tahun. Panen perdana tanaman bambu di perkebunan
biasanya dimulai pada usia setelah 5-7 tahun. Proses pemanenan dapat dilakukan
dengan peralatan yang cukup sederhana dan murah. Seperti gergaji tangan, dan peralatan
sederhana lainnya yang sering di butuhkan.
Di perkebunan, bambu akan menghasilkan biomass
yang dapat mendukung untuk memelihara lingkungan yang hijau. Perkebunan bambu
seluas 1.000 hektar dapat menghasilkan kira-kira 30 ribu ton sumber penghasil
kayu.
Penggunaan Bambu secara tradisional dan
industri
Bambu adalah material yang serbaguna. Setiap
jenis memiliki ciri fisik dan kandungan kimia yang cocok dengan tujuan ahirnya.
Ada jenis bambu yang (1) memiliki kandungan selulosa yang tinggi (2) serabut
yang panjang (3) rendah lignin (4) tumbuh dengan cepat dan menghasilkan biomas
yang maksimal (5) ideal untuk pembuatan bubur kertas, seperti jenis bambu
Bambusa Arundinacea, Dendrocalamus strictus, Bambusa vulgaris, Bambusa tulda, D
hamiltonii, Dendrocalamus Longispatus, and Melocana baccifera. Spesies diatas
sangat efektif untuk digunakan sebagai bahan mentah untuk industri Pulp &
Paper.
1700 tahun yang lalu China memulai pembuatan
kertas dari bambu. Sampai dengan hari ini bubur kertas merupakan produk utama
bambu. Dengan jutaan bambu yang digunakan setiap tahunnya untuk tujuan yang
khusus. Bambu juga digunakan secara tradisional untuk pembuatan rumah sederhana
dengan biaya rendah, jembatan dan kerajinan tangan.
Dari sudut pandang industri, bambu sangat
mempesona karena merupakan material lunak tapi sangat kuat untuk digunakan
dalam aplikasi konstruksi modern. Kepadatan bambu sebanding dengan kayu keras
dan kekuatannya melebihi baja. Saat ini tengah dikembangkan cara baru untuk
mengolah serat bambu untuk pembuatan aplikasi standar yang modern.
Bambu lapis dan triplek dari bambu saat ini lebih
sering digunakan untuk bahan pembuatan perabot rumah tangga. Bambu parquet juga
merupakan salah satu produk dengan prospek yang sangat besar, selain itu
partikelboard dan fiberboard dari bambu juga sangat menarik.
Tunas muda atau rebung bambu merupakan sumber
makanan yang enak dan kaya serat. Permintaan yang tinggi akan rebung segar di
temukan pada masakan asia.
Pasar Bambu
Pasar Bambu sangat besar dan terus meningkat
dengan cepat. Menyebarnya tingkat kesadaran akan perlunya pelestarian
lingkungan dan peraturan yang keras yang mengatur mengenai eksploitasi sumber
penghasil kayu menjadi dasar pengembangan pasar bambu. Permintaan akan bambu
lebih dari sebelumnya karena ini adalah sumber pengganti kayu yang baik dan
salah satu cara untuk menghemat hutan hujan. Eropa dan Amerika mengimpor
produk-produk bambu dari Asia, seperti tusuk gigi, tusuk sate. Dan produk
dengan nilai yang lebih seperti lantai bambu, kertas, tekstil, perabot rumah
tangga, barang-barang kerajinan tangan. Di industri makanan rebung merupakan
bisnis bernilai jutaan dolar, rebung di produksi untuk ekspor di Cina,
Thailand, Taiwan. Mereka menjualnya dalam keadaan masih segar ataupun yang
sudah di kemas di dalam kaleng dan kadang-kadang juga mengkombinasinya dengan
kuah ataupun pedas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar