Kamis, 16 Januari 2014

BUDIDAYA TANAMAN BAMBU



BUDIDAYA TANAMAN BAMBU
Bambu (Bambusa sp) merupakan komoditas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat Bali, utamanya untuk keperluan adat dan upacara keagamaan. Bahkan Bambu sudah menjadi bagian dari budaya itu sendiri. Tanaman Bambu di Jembrana tumbuh secara alami utamanya pada alur-alur sungai/anak sungai baik di dalam Kawasan Hutan maupun di lahan milik masyarakat. Penyebaran tanaman Bambu Dalam Kawasan Hutan akan dapat dijumpai di wilayah : 1) Hutan Produksi Terbatas RPH Penginuman Desa Melaya, 2). Hutan Lindung RPH Candikusuma Desa Manistutu, Desa Berangbang; 3) Hutan Lindung RPH Tegalcangkring Desa Berangbang; 4) Hutan Lindung RPH Tegalcangkring Kel. Baler Bale Agung; 5) Hutan Lindung RPH Tegalcangkring Desa Kel. Dauh Waru dan Desa Batuagung; 6) Hutan Lindung RPH Tegalcangkring Desa Tegalcangkring. Pengembangan tanaman Bambu di Kabupaten Jembrana pernah dilaksanakan pada Tahun 2003/2004 melalui 1) Kegiatan GERHAN di Kawasan Hutan Lindung, dan Program Inovatif Bantuan Bank Dunia seluas 33,20 Ha.
Potensi tanaman Bambu di Kabupaten Jembrana diperkirakan seluas ± 110 Ha yang didominasi jenis Bambu Santong, Tali, Kulkul, ampel, Jajang, Hitam, Petung, Hitam, Tali Santong, Ampel.

Prospek Perkebunan Bambu
Tanaman bambu memiliki prospek yang sangat menjanjikan di masa depan, ditengah perhatian dunia yang lebih, terhadap perubahan iklim dan perlindungan hutan.
Bambu adalah tanaman sumber penghasil kayu yang dapat tumbuh dengan cepat di bumi. Dan merupakan tanaman pengganti kayu dari hutan tropis yang saat ini sudah sangat berkurang akibat dari permintaan yang sangat besar dari industri, oleh karena itu perhatian terhadap produksi bambu mulai meningkat di semua benua baik Asia, Afrika, maupun Amerika.
Bagaimanapun juga permintaan bambu secara global tumbuh lebih cepat dari tingkat ketersediaannya. Sehingga peluang bisnis perkebunan bambu masih sangat besar dan terbuka.
Dari waktu ke waktu bambu selalu dapat membuktikan sebagai bahan baku yang dapat diandalkan dalam berbagai aplikasi praktis. Di abad 21 ini bambu akan terus menjadi komoditas industri yang semakin berharga. Kita berharap akan semakin sering menemukan lebih banyak produk berbahan baku bambu di pasaran dan juga furniture dari bambu di rumah kita. 

Bambu, rumput yang yang memiliki sifat kayu
Meskipun bambu adalah tanaman kayu, secara teknis bambu merupakan bagian dari keluarga Gramineae yang meliputi 75 genus dan 1.250 spesies bambu. Dari bambu varietas herbaceous yang memiliki ketinggian kurang lebih 20 cm sampai dengan bambu tropical giant yang memiliki ketinggian hingga 30 meter dan dengan diameter 30 cm pada bagian tengah hingga pangkal batang. Di daerah tropis maupun sub tropis tanaman bambu mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya dengan baik.
Pertumbuhan bambu sangat berbeda, dengan pohon biasa yang memiliki poros sebagai pusat pertumbuhan dan pertumbuhan sekunder. Sedangkan bambu tangkainya tumbuh dari bawah tanah dan tidak memiliki poros sebagai pusat pertumbuhan serta tidak ada pertumbuhan sekunder. Sehingga pertambahan umur tidak dapat diukur dengan pertambahan diameter. Pertumbuhan tanaman dari masa muda ke dewasa menunjukan pola tunas baru tumbuh dengan meningkatkan garis tengah dan makin tinggi. Tunas yang baru muncul umumnya akan mencapai tinggi maksimal pada usia 3 sampai 4 bulan. 

Pertumbuhan yang cepat dan memiliki hasil yang tinggi 
Bambu merupakan tanaman yang mampu meregenerasi dirinya sendiri secara alami. Saat tangkai bambu dipanen, maka tunas baru akan muncul dan menggantikanya dalam waktu beberapa bulan. Jika di bandingkan dengan pohon yang hanya dapat dipanen dengan rotasi beberapa tahun, bambu dapat dipanen secara rutin pertahun. Pertumbuhan bambu yang cepat berarti menjamin kelangsungan untuk memenuhi kebutuhan yang berkelanjutan.
Tergantung dari jenisnya, perkebunan bambu dapat produktif lebih dari 50 tahun. Panen perdana tanaman bambu di perkebunan biasanya dimulai pada usia setelah 5-7 tahun. Proses pemanenan dapat dilakukan dengan peralatan yang cukup sederhana dan murah. Seperti gergaji tangan, dan peralatan sederhana lainnya yang sering di butuhkan.
Di perkebunan, bambu akan menghasilkan biomass yang dapat mendukung untuk memelihara lingkungan yang hijau. Perkebunan bambu seluas 1.000 hektar dapat menghasilkan kira-kira 30 ribu ton sumber penghasil kayu. 

Penggunaan Bambu secara tradisional dan industri 
Bambu adalah material yang serbaguna. Setiap jenis memiliki ciri fisik dan kandungan kimia yang cocok dengan tujuan ahirnya. Ada jenis bambu yang (1) memiliki kandungan selulosa yang tinggi (2) serabut yang panjang (3) rendah lignin (4) tumbuh dengan cepat dan menghasilkan biomas yang maksimal (5) ideal untuk pembuatan bubur kertas, seperti jenis bambu Bambusa Arundinacea, Dendrocalamus strictus, Bambusa vulgaris, Bambusa tulda, D hamiltonii, Dendrocalamus Longispatus, and Melocana baccifera. Spesies diatas sangat efektif untuk digunakan sebagai bahan mentah untuk industri Pulp & Paper.
1700 tahun yang lalu China memulai pembuatan kertas dari bambu. Sampai dengan hari ini bubur kertas merupakan produk utama bambu. Dengan jutaan bambu yang digunakan setiap tahunnya untuk tujuan yang khusus. Bambu juga digunakan secara tradisional untuk pembuatan rumah sederhana dengan biaya rendah, jembatan dan kerajinan tangan.

Dari sudut pandang industri, bambu sangat mempesona karena merupakan material lunak tapi sangat kuat untuk digunakan dalam aplikasi konstruksi modern. Kepadatan bambu sebanding dengan kayu keras dan kekuatannya melebihi baja. Saat ini tengah dikembangkan cara baru untuk mengolah serat bambu untuk pembuatan aplikasi standar yang modern.
Bambu lapis dan triplek dari bambu saat ini lebih sering digunakan untuk bahan pembuatan perabot rumah tangga. Bambu parquet juga merupakan salah satu produk dengan prospek yang sangat besar, selain itu partikelboard dan fiberboard dari bambu juga sangat menarik.
Tunas muda atau rebung bambu merupakan sumber makanan yang enak dan kaya serat. Permintaan yang tinggi akan rebung segar di temukan pada masakan asia. 

Pasar Bambu
Pasar Bambu sangat besar dan terus meningkat dengan cepat. Menyebarnya tingkat kesadaran akan perlunya pelestarian lingkungan dan peraturan yang keras yang mengatur mengenai eksploitasi sumber penghasil kayu menjadi dasar pengembangan pasar bambu. Permintaan akan bambu lebih dari sebelumnya karena ini adalah sumber pengganti kayu yang baik dan salah satu cara untuk menghemat hutan hujan. Eropa dan Amerika mengimpor produk-produk bambu dari Asia, seperti tusuk gigi, tusuk sate. Dan produk dengan nilai yang lebih seperti lantai bambu, kertas, tekstil, perabot rumah tangga, barang-barang kerajinan tangan. Di industri makanan rebung merupakan bisnis bernilai jutaan dolar, rebung di produksi untuk ekspor di Cina, Thailand, Taiwan. Mereka menjualnya dalam keadaan masih segar ataupun yang sudah di kemas di dalam kaleng dan kadang-kadang juga mengkombinasinya dengan kuah ataupun pedas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar